., Saroyo and Siahaan, Parluhutan and Langoy, Marnix L.D. and Koneri, Roni
(2019)
PENDIDIKAN KONSERVASI SATWA ENDEMIK SULAWESI BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN BATUPUTIH BAWAH, KECAMATAN RANOWULU, KOTA BITUNG, SULAWESI UTARA.
In: SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TERAPAN 2019, 19-20 SEPTEMBER 2019, FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS SAM RATULANGI.
Abstract
Pulau Sulawesi memiliki kekayaan hayati dan endemisitas satwa yang sangat unik yang merupakan percampuran antara flora dan fauna khas Asia dan Australia. Beberapa kawasan yang menyimpan kekayaan hayati endemik Sulawesi telah berstatus sebagai kawasan konservasi, antara lain Cagar Alam Dua Sudara, Taman Wisata Alam Batuputih, dan Taman Wisata Alam Batuangus di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Hanya sayangnya, banyak kekayaan hayati di Sulawesi Utara yang sedang menghadapi kepunahan akibat faktor perburuan untuk konsumsi dan perusakan habitat. Oleh karena itu kegiatan pendidikan konservasi bagi anak-anak sekolah dasar menjadi upaya yang sangat penting dan harus dilakukan dengan bekerjasama dengan mitra-mitra potensial. Kegiatan pendidikan konservasi untuk murid sekolah dasar di sekitar kawasan konservasi telah dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2018 di Kelurahan Batuputih Bawah, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung. Peserta sebanyak 26 siswa sekolah dasar kelas 4 sampai dengan kelas 6. Tujuan kegiatan ini ialah memberikan pengetahuan tentang konservasi sumber daya alam hayati untuk murid-murid sekolah dasar sehingga terjadi perubahan pengetahuan dan sikap dalam menghentikan praktik perburuan dan perusakan habitat sumber daya alam hayati. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini ialah workshop tentang keragaman satwa endemik Sulawesi di Kota Bitung, dan pengenalan terhadap jenis-jenis satwa kunci Sulawesi. Evaluasi keberhasilan kegiatan dilakukan dengan pretes dan postes untuk menganalisis peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap aspek konservasi sumber daya alam hayati Sulawesi. Untuk mengukur sikap digunakan kuesioner dengan skala Likert. Komponen evaluasi mencakup aspek kognitif (pengetahuan/penguasaan materi) dan afektif (penguasaan sikap). Hasil kegiatan menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan dari 6,0 menjadi 7,8 sedangkan sikap dari 5,6 menjadi 8,0. Dari hasil kegiatan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendidikan konservasi bagi anak-anak usia sekolah dasar telah meningkatkan pengetahuan dan sikap positif terhadap konservasi sumber daya alam hayati Sulawesi bagi peserta.
Kata kunci: pendidikan, usia sekolah dasar, konservasi, Kota Bitung, Sulawesi Utara
Actions (login required)
|
View Item |