Arbie, Rosijanih
(2011)
Makna Vulgar dalam Lagu-Lagu Pop Manado :Upaya Eksistensi Bahasa Melayu Manado di Masyarakat Manado.
Buku "There is a Word"Saat-saat bersama Prof.Dr.W.H.C.M.Lalamentik,.
pp. 139-144.
ISSN 978-602-19365-0-4
Abstract
Bahasa Melayu Manado (BMM) hingga dewasa ini masih eksis digunakan orang Manado dimana pun dengan keperkasaan emosional berbahasa. Satu inspirasi yang mampu mengangkat prestise dalam keperkasaan BMM, yakni makna vulgar dalam lagu-lagu pop Manado (lapopM) yang kini sangat digandrungi masyarakat, baik pada acara resmi maupun nonresmi. Menariknya, narasi lagu-lagunya mengangkat tema kesedihan dalam rumah tangga, hubungan tidak jelas, ketidaksetiaan pasangan dalam merajut cinta, dan beragam gejolak negative lainnya. Fenomena semacam ini menunjukkan adanya sebuah budaya menyampaikan kegalauan hati secara vulgar mulai mentradisi di masyarakat sehingga lapopM menjadi wahana tempat curahan hati yang dianggap lebih ideal, estetis dan efektif.
Substansinya, orang Manado terkesan transparan dalam mengungkapkan keinginan terpendam dan mengatakan fakta yang sebenarnya berkaitan dengan unsur perasaan dan logika. Dalam lapopM Ampas Kalapa dan Burung Bajingan sangat gamblang menonjolkan unsur vulgar. Secara pragmatis, dengan menonjolkan makna vulgar melalui lapopM terselip secercah harapan yang mampu menjadi mediator demi memperbaiki keutuhan, keharmonisan dan kebahagiaan keluarga -masyarakat pada umumnya. Selain itu, aransemen lagunya juga menimbulkan unsur jenaka, sehingga asumsi narasi lagunya yang terkesan vulgar dan pornografi, pada akhirnya akhirnya merujuk pada unsur makna yang sebenarnya. Jadi, makna vulgar yang kini mentradisi dalam penciptaan lapopM disinyalir dapat berfungsi sebagai pemertahanan BMM menjadi lebih eksis dan enjoy.
Actions (login required)
|
View Item |