Muaya, Lionita E. and Sela, Rieneke Lusia Evani and Tinangon, Alvin Jance
(2024)
Kawasan Wisata Situs Watu Pinawetengan di Tompaso - Losing Site : Architecture, Memory and Place.
Fakultas Teknik Unsrat.
Abstract
ABSTRAK
Wisata budaya memiliki daya tarik yang signifikan bagi para pelancong, yang sering kali terinspirasi oleh rasa ingin tahu dan keinginan untuk memahami nilai etika dan estetika dari budaya yang berbeda. Pembangunan situs wisata budaya, seperti Watu Pinawetengan di Sulawesi Utara, tidak hanya berfungsi sebagai daya tarik wisatawan tetapi juga berperan penting dalam pelestarian warisan budaya agar tidak hilang seiring waktu. Watu Pinawetengan adalah contoh konkret dari situs budaya yang berasal dari pikiran, perasaan, dan tindakan manusia yang terwujud dalam artefak, ideafact, dan sosiofact, sehingga menjadi identitas penting bagi kebudayaan Minahasa.
Buku Shelley Hornstein, "Losing Site: Architecture, Memory and Place," mengeksplorasi hubungan antara arsitektur, memori, dan tempat, membahas bagaimana bangunan dan tempat dapat berfungsi sebagai situs memori yang kuat, terutama saat mengalami perubahan atau kerusakan. Pemahaman ini menjadi landasan penting dalam merancang kawasan wisata yang tidak hanya melindungi warisan budaya tetapi juga menciptakan koneksi emosional dan identitas yang mendalam bagi pengunjung.
Tujuan dari perancangan kawasan Watu Pinawetengan adalah untuk melestarikan situs batu megalitik yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, serta menciptakan pengalaman yang memungkinkan pengunjung memahami dan merasakan makna historis dan simbolis dari situs tersebut. Melalui penggunaan elemen desain yang menghubungkan pengunjung dengan sejarah dan budaya Minahasa, serta integrasi desain yang harmonis dengan kontur tanah, diharapkan situs ini dapat mempertahankan warisan sejarahnya dan memperkuat hubungan emosional pengunjung dengan tempat tersebut.
Kajian lokasi menunjukkan bahwa Watu Pinawetengan memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata budaya, dengan aksesibilitas yang memadai dan dukungan fasilitas yang diperlukan. Strategi perancangan mencakup penyesuaian desain dengan kondisi topografi alami untuk menciptakan pengalaman yang menyeluruh dan imersif bagi pengunjung, sekaligus menjaga identitas lokal dan memperkuat nilai-nilai historis situs tersebut. Pendekatan ini diharapkan dapat menjadikan Watu Pinawetengan sebagai contoh sukses integrasi arsitektur dengan memori dan tempat, yang mendukung pelestarian warisan budaya serta pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.
Kata Kunci: Kawasan wisata, Watu Pinawetengan, Losing Site : Architecture Memory and place, Tompaso
ABSTRACT
Cultural tourism holds significant appeal for travelers, who are often driven by curiosity and a desire to understand the ethical and aesthetic values of different cultures. The development of cultural tourism sites, such as Watu Pinawetengan in North Sulawesi, serves not only as an attraction for tourists but also plays a crucial role in preserving cultural heritage to prevent its loss over time. Watu Pinawetengan is a tangible example of a cultural site that reflects human thoughts, feelings, and actions manifested in artifacts, ideafacts, and sociofacts, making it a vital part of Minahasa culture.
Shelley Hornstein's book, "Losing Site: Architecture, Memory and Place," explores the relationship between architecture, memory, and place, discussing how buildings and locations can function as powerful sites of memory, especially amidst change or deterioration. This understanding is fundamental in designing a cultural tourism area that not only protects cultural heritage but also creates deep emotional connections and identities for visitors.
The objective of the Watu Pinawetengan design project is to preserve the megalithic stone site, which holds high historical and cultural value, and to create an experience that allows visitors to comprehend and appreciate the historical and symbolic significance of the site. By incorporating design elements that connect visitors with Minahasa’s history and culture, and harmonizing the design with the natural topography, the goal is to maintain the historical heritage of the site while strengthening visitors' emotional connection with it.
Kawasan Wisata Situs Watu Pinawetengan di Tompaso - Losing Site : Architecture, Memory and Place
The site analysis indicates that Watu Pinawetengan has substantial potential as a cultural tourism destination, with adequate accessibility and necessary support facilities. The design strategy includes adapting the design to the natural topography to create a comprehensive and immersive experience for visitors, while preserving local identity and enhancing the historical values of the site. This approach aims to make Watu Pinawetengan a successful example of integrating architecture with memory and place, supporting cultural heritage preservation and sustainable tourism development.
Keywords: Tourist area, Watu Pinawetengan, Losing Site : Architectural Memory and place, Tompaso
Actions (login required)
|
View Item |